Lecture : Leon Abdillah
Knowledge Management System
Menurut Holsapple
dan Joshi (2004), Knowledge Management (KM) dianggap sebagai suatu entitas yang
sistematik yang berupaya untuk memperluas, mengolah dan menerapkan pengetahuan
yang tersedia dengan cara memberikan nilai tambah pada entitas dalam mencapat
tujuannya.
Knowledge
Management System adalah system yang diciptakan untuk memfasilitasi
penangkapan, penyimpanan, pencarian, transfer dan penggunaan kembali
pengetahuan. Alavi dan Leidner (2001) mendefinikan KMS sebagai “IT (Information
Technology)-based systems developed to support and enhance the organizational
processes of knowledge creation, storage/retrieval, transfer, and
application.”. Tidak semua KM di implementasikan dengan IT, namun keberadaan IT
menjadi enablerimplementasi KM.
Knowledge Management System menurut kalsifikasinya :
- Alavi dan Leiner (2001)mengklasifikasikan KMS berdasarkan siklus hidup knowledge yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap pembuatan knowledge, penyimpanan dan pemanggilan knowledge, transfer knowledge, aplikasi knowledge.
-
Marwick (2001)mengklasifikasikan KMS berdasarkan suatu model yang dibuat oleh Nonaka (1994) yaitu Sosialisasi, Ekstrenalisasi, kombinasi dan internasionalisai (SECI)
- Borghoff dab
Pareschi(1998)
mengklasifikasikan KMS berdasarkan arsitektur manajemen yang terdiri dari empat kelas komponen yaitu repositories dan libraries, komonitas knowledge worker, knowledge mapping dan knowledge flows. -
Hahn dan Subramani (2001)
mengklasifikasikan knowledge berdasarkan sumber yang disupport yaitu artifak terstruktur, individual terstruktur, artifak tidak terstruktur dan Individual tidak terstruktur. - Binney (2001)
mengklasifikasikan KMS berdasarkan spectrum knowledge. Spektrum ini merepresentasikan batasan dari suatu tujuan, dapat berupa transaksional KM, analitikal KM, basis proses KM, pemgembangan KM , inovasi dan kreasi KM. -
Zack (1999)
mengklasifikasikan KMS secara integrative sebagai fasilitas transfer knowledge eksplisit dan secara interactive sebagai fasilitas media transfer tacit knowledge.
Hal yang perlu
dicermati adalah pengukuran model sukses dari KMS. Turban dan Aronson (2001)
mengemukakan tiga hal sebagai berikut: Menyediakan basis
value bagi perusahaaan Menstimulasi management agar focus pada hal-hal yang penting Menjustifikasi
investasi dari aktivitas KM.
Dua pendekatan
dasar yang digunakan untuk menentukan keberhasilan knowledge management :
Pertama dilihat
pada efektifitas implementasi proses KM sebagai indicator sukses pelaksanaan,
dengan harapan bahwa proses yang efektif akan mengarah pada penggunaan
pengetahuan. Metode pendekatan ini akan mengidentifikasi keberhasilan penerapan
KM dari faktor sukses nya.
Kedua dengan
melihat dampak dari pelaksanaan KM atau KMS, dengan harapan bahwa jika ada dampak dari menggunakan
pengetahuan, maka implementasi KM atau KMS berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar